Luakh Ketakhing (Turun Tanah) Tradisi Sakral Di Kampung Pemuka

"Luakh Ketakhing" lebih umum disebut "turun tanah" merupakan tradisi sakral yang sejak nenek moyang dahulu telah dilakukan oleh masyarakat kampung Pemuka dan kampung-kampung lainnya di sebagian besar wilayah kabupaten Aceh Singkil.

Khusus di kampung Pemuka, tradisi ini masih sangat kental, hingga bisa dipastikan semua masyarakat yang selesai "badapu" (istilah lain Ketakhing) mengadakan acara luakh Ketakhing ini. Hidangan yang disediakan ahli bait pun berbeda-beda sesuai kemampuan keluarga. Dari yang sekedar hidangan kue, hingga makanan yang lebih istimewa seperti gulai kambing dan lain-lain.

Tidak ada patokan khusus hidangan apa yang harus disediakan untuk acara Luakh Ketakhing ini, yang penting ada semampunya, dan masyarakat yang diundangpun akan berdatangan untuk menghadiri acara ini. Tidak hanya untuk makan, tentunya juga untuk mendoakan anak yang baru lahir dan keluarganya mendapat kebaikan dan ridho dari Allah yang Maha Kuasa.

Acara Luakh Ketakhing Anak Jutawan Manik
Hari ini, (Sabtu 2/9/17) anak kedua Jutawan Manik bersama Istrinya Zaitun (warga kampung Pemuka) Luakh Ketakhing. Seperti kebiasaan pada umumnya, acaranya pun berjalan lancar. Dihadiri oleh para undangan yang turut mendoakan agar kebaikan menyertai si anak dan keluarganya.
loading...

Seusai berdoa "mido tawar" (pesejuk), para warga yang menjadi tamu undangan pun mencicipi hidangan yang telah disediakan oleh keluarga Jutawan, di sertai dengan acara-acara lain yaitu penyerahan anak kepada "ayah angkat" (tidak wajib untuk setiap acara Luakh Ketakhing).

Walaupun anak kedua, Jutawan dan keluarganya tetap mengadakan acara ini dengan hidangan yang cukup istimewa. Sebagian masyarakat ada yang menghidangkan makanan yang istimewa hanya untuk anak pertama laki-laki dan perempuan, juga disesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga, terpenting adalah niat.

Ali Amran (Imam Masjid Pemuka) adalah kakek dari Rayyan Alhuda putra Jutawan yang Luakh Ketakhing kali ini. Beliau (Ali Amran) mengatakan Rayyan Alhuda adalah cucunya yang ke 15 dari 5 Anaknya.


Keterangan itu dia sampaikan melalui akun sosial media Facebook miliknya. Dalam foto yang diunggahnya, tertulis "ini baru siap acara mendoa cucuku yh 15 nma rayyan alhuda".

Dari beberapa foto yang ia unggah memperlihatkan foto cucunya Rayyan Alhuda dan tamu-tamu lain Diantaranya "Buyung Sanang" salah satu calon kepala kampung Pemuka untuk tahun 2017 ini.

Ya, begitulah acara Luakh Ketakhing yang sering dilakukan masyarakat kampung Pemuka. Mentradisi dan sakral serta kaya makna.
Semoga tradisi-tradisi seperti ini tidak hilang di kikis waktu. (mr.u)


0 Komentar untuk "Luakh Ketakhing (Turun Tanah) Tradisi Sakral Di Kampung Pemuka"
Back To Top